Bonda Siti Zainon - "Cinta"

Perlukah aku melupakan....
bau dahlia....
gemercik air di gunung....
laut dan camar....
senja yang merembang itu?

Alangkah payahnya......
melupakan-Mu.....

November 1977 (Puisi Putih Kekasih)

Cangkir Bersama

 
secangkir kopi pekat...
beraduk susu...
satu untukku...
satu buatmu...
kita berkongsi rasa...
mengecap reguk nikmat....
bersama...
berduaan....
menyalur dahaga...
membias aura hangat...
menyegar tenggorok raga...
berlapang dada....


Bonda Siti Zainon - "Puisi Putih kekasih"

Yang bagai gugusan embun...
Dan kalbu....
Yang bergetar di bukit...
Yang terdampar di padang...
Yang ditemukan...
Pemberian-Mu itu....

November 1977 (Puisi Putih sang Kekasih)

PSS : Diantara karya puisi Bonda Siti zainon Ismail yang menjadi kegemaran saya... Kosa kata yang meruntun hati... mendamai di jiwa... di nukil kembali buat kenangan... berkongsi yang "indah" bersama teman-teman...

Arabian Adonis - "Pohon Api"


 Keluarga tidak lagi menungguku...
Mereka pergi...
Tidak meninggalkan api....
Tidak meninggalkan bekas...

PROSA : GIRANGKAN BENAKMU










Hei....
mengapa kau bermenung
apa yang di lamun panjang
labuhkan dirimu di taman ria
jejakkan langkah mu di hamparan hijau tawa
usapkan tangan mulus pada rerumputan segar
menghirup nafas ceria

Hei......
jangan ladungkan kolam mata
renjiskan pergi air duka
biarkan tubir matamu ringan menyongsong lega
bertatap liar selapang dada
memerhati kekawan burung bersiul girang
menjengok sinar mentari yang membias garang
menghela benak sejahtera

Hei......
apa yang dimurung
apa lara yang masih di dukung
lepaskan lalang beban yang menyemak di fikiran
luahkan amarah dari lubuk jiwa yang diperam
tengadahkasn kepala
lambakan ketawa
kita songsong hari
lewat benak nan gembira

Ulasan Serat Jayengbaya


Ranggawarsita adalah seorang pujangga jawa yang hidup pada tahun 1802 hingga 1873. Beliau banyak menghasilkan karya di dalam bidang fisafat, kebudayaan dan ramalan jawa. Di antara kitab jawa yang terkenal dihasilkannya ialah serat cemporet dan serat jayengbaya.

Kitab jawa serat cemporet adalah ciri roman jawa yang menceritakan kisah percintaan, peperangan dan kehidupan masyarakat jawa lama. Selain itu, kitabnya yang paling terkenal ialah asmaradana dan kinanti. Roman kemasyarakat jawa yang berunsur falsafah silam.

Serat jayengbaya adalah sebuah kisah yang menjadi favourite saya. Mudah difahami, penuh lucu tapi penuh makna. Ia menceritakan tentang seorang yang bernama jayengbaya yang amat gemar berkhayal. Ia berangan angan untuk memilih pelbagai jenis kehidupan dan status yang berbeza. Dari penjaga kuda, penabuh gamelan, pemain topeng reog, hingga ke pengacara, pencuri, orang gila, pengemis, anjing dan bahkan hampir-hampir bermimpi untuk menjadi tuhan. Malah saat berangan menjadi tuhan, dia akhirnya menjadi lebih ketakutan, lanmtas memilih lebih baik diri disambar geledek. 

Akhirnya, setelah berangan-angan dan membuat perbandingan, dia memilih untuk menjadi dirinya sendiri.. iaitu orang yan g biasa-biasa sahaja serta hidup sederhana.

PSS : Saya banyak mendapat komentar dari para teman tentang cerita apa yang dipaparkan oleh Serat Jayengbaya ini yang saya kutip dalam 7 babak menariknya yang lalu. Ramai yang tak faham. sengaja saya hadirkan ulasannya pada pengakhiran babak agar kita dapat sama-sama belajar menghayatinya dengan tembang penuh misteri. Selamat menghayati Karya Falsafah Silam yang amat berharga ini...

JAYENGBAYA membuktikan bahawa kesedrhanaan dalam hidup itu yadalah mencerminkan kebahagiaan jiwa raga yang berkekalan....  

SALAM KARYA!!


Sekilas Serat Jayengbaya 7


"Nora sida nora sudi,
Abot wong dadi nirbita,
Baya becik dadi gandhek,
Mapan pinaringan wenang,
Ngrampas sagung larangan,
Yen rukun  oleh panebus,
Tembunge katimbang rusak..."

Ertinya :

"Tidak jadi, tidak sudi, berat orang jadi nirbita, gerangan baik menjadi bentara, dasar telah diberi wewenang, merampas segala barang larangan, apabila rukun, dapat ganti wang tebusan, katanya ; ketimbang rosak."

Berfikir menjadi nirbita mahupun pejabat lain bererti banyak melakukan tugas yang bertentangan dengan hati rakyat, jayengbaya akhirnya memilih hasrat hidup yang lain. Namun, ternyata semua ada sisi buruknya. Ia bingung dan lelah berkhayal, Kerana tidak ada putusnya, walaupun berkhayal jadi tuhan yang mahamulia. Katanya, tuhan itu hidup tanpa waktu, tanpa tempat tinggal. Ia pun ketakutan dan merasa lebih baik disambar geledek sahaja. Pada akhirnya, jayengbaya menerima hidup apa adanya. Ia malah bersyukur kepada tuhan yang maha baik bahawa ia tidak menjadi orang-orang dalam khayalannya tadi.

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
mas kiyahi sarataka
mantri carik kadipaten anom


Arabian Mahmoud Darwish

PUISI FALSAFAH
"Kenangan Sejenak Terhadap Kota Kuno & Cantik Di Pantai Laut Meditteraanean"


Mengapa aku perlu peduli
langit yang tidak pun melindungiku
dengan seekor burung
atau segumpal asap

Mengapa perlunya aku mempeduli
tangan yang baksal membuka pintu fajar
untuk minuman kopiku

Mengapa aku perlu mempedulikannya
tidak ada apa-apa yang menyentuh hati di tempat ini

Biar apa pun  yang datang
tidak ada apa-apa yang mengerakkan jiwa di tempat ini

Sekilas Serat Jayengbaya 6


"Howek cuh wis nora sudi,
Yen dadi singa nagara,
Abecik nirbita bae,
Ugere budi digdaya,
Wegah wigih kawigar,
Karana rosing karyaku,
Nggujer janma jar unjaran..."

Ertinya :

howek cuh (melukiskan  orang muntah) taidak sudi aku jadi algojo, lebih baik jadi nirbita (nama pasukan tentera kasunan surakarta) sahaja, asal berhati kuat, enggan segan dihindarkan, kerana sendi-sendi karyaku, memegang kuat-kuat orang tidak terbelenggu, agar tidak dapat melepaskan dirinya.

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
mas kiyahi sarataka
mantri carik kadipaten anom


Sekilas Serat Jayengbaya 5


"Nanging adate si sugih,
Adoh ewa mring wong papa,
Tan pisan-pisan resepe,
Sepela miluteng papa,
Sepi paedahira,
Lire karo-karo iku,
Si sugih lan si malarat..."

Ertinya : 

Akan tetapi biasanya yang sedang berada, menjauh, tidak senang kepada orang sengsara, tidak sekali-kali akrab, merasa sepele membujuk orang hina, tak ada manafaatnya, ertinya kedua-duanya si kaya dan si miskin.

Terus-terus berkhayal, hingga jayengbaya ingin jadi algojo, kerana fikirnya boleh dipandang berkuasa dengan berani memotong leher orang. Apalagi ia berfikir dirinya laksana tuhan maha agung sahaja, berkuasa membuat maut. Namun lambat laun ia sedar tidak tahan melihat darah dan takut dikejar-kejar korbannya lewat mimpi.


R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
mas kiyahi sarataka
mantri carik kadipaten anom

Pagi Secangkir Cinta

Arabian Adonis - "Luka"









Daun-daun...
yang lena di bawah angin...
adalah bot-bot dari daerah duka...
dan di sini...
aku mengajar berbicara...
kepada selaan angin...
dan gemersik pohon palma...
tentang kelukaan...

Sekilas Serat Jayengbaya 4


"Dhasar mlarat nora sugih,
Sok uga katon bendara,
Anggugu karepe dhewe,
Yen ora sun-turutana,
Aku korup ing warna,
Yen sun-turut temahipun,
Tan wun rusuh nganggo rusak..."


Ertinya :

Dasar miskin tidak kaya, asal tampak bangsawan, menurut kemauannya sendiri, apabila tidak ku turut, aku sudah senang akan rupanya, jika kuturut akibatnya, tidak urung tidak aman tambah rosak. Menyedari menikah kerana si isteri kaya tidaklah nyaman, ia pun berkhayal dirinya sendiri yang akan menjadi saudagar kaya.

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
mas kiyahi sarataka
mantri carik kadipaten anom

Kota Luka

"Ini kota luka. Kota duka. Kota yang hitamnya bernganga seperti lelangit mulut panas sang naga. Kota yang sudut-sudutnya ditenun oleh bayangan kelam bagai jaring sepuhan sang labah-labah. Adakah kau lihat malam kian turun di hamparan kota? Ini kota yang berongga. Kota bergelimang dosa. Tanpa nama. Tanpa makna. Tanpa kata...."

Novelis Clara Ng

Bicara Cinta 4

"Di sini, di mana 'aku dan 'kau' tiada... Begitu erat, sehingga tanganmu di atas dadaku adalah tanganku... Begitu erat, sehingga ketika kau tertidur, kelopak mataku lah yang tertutup...."

Pablo Neruda, Soneta XVII

Sekilas Serat Jayengbaya 3


"Seje wijining acilik,
Wurukan moh lara lapa,
Nanging ya ana pamrihe,
Kena kajak nggejag karya,
Gotong royong tembungnya,
Balik wong rabi den ayu,
Lamun nora kebeneran...."

Ertinya : 

Lain dengan bibit orang kecil, hasil ajarannya tidak mau akan penderitaan, namun ada juga pamrihnya, dapat diajak bekerja, gotong-royong istilahnya, sedang orang kawin dengan raden ayu, apabila sang nasib sedang tidak baik.

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
mas kiyahi sarataka
mantri carik kadipaten anom

Sekilas Serat Jayengbaya 2


"Gampang ngawula wanandi,
Moh redihen, moh mredika,
Enak ngenger landa lemper,
Gawene mung nggosok barang,
Blanjane pendhak pasar,
Tur oleh lungsuran kasut,
Clana tanapi kemeja...."

Ertinya : 

"Enak menghamba belanda, emoh (tidak ingin) residen, tidak mahu pula yang merdeka. Enak mengabdi belanda rendahan, pekerjaannya hanya menggosok barang, upahnya diberikan tiap pekan, lagi pula memperoleh sepatu beklas, celana serta kemeja."

Setelah menimang-nimang tidak enaknya mengabdi pada bangsa lain, ia berubah-ubah pendapat, hingga akhirnya sempat pula berkhayal jadi bangsawan dengan cara bernikah dengan raden ayu

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
Mas Kiyahi Sarataka
Mantri Carik Kadipaten Anom


Bicara Cinta 3

"Aku mencintaimu tanpa mengerti... bagaimana... sejak bila... atau dari mana... Aku mencintaimu dengan sederhana.... tanpa kebimbangan... tanpa juga kesombongan... Aku mencintaimu seperti ini... kerana tidak ada cara lain untuk mencintai..."

Pablo Neruda, Soneta XVII

Bingkisan Salam Segenap Hati



Salam segenap raga buat semua pengunjung blog terutamanya teman-teman di laman  KAPASITOR, TAGGED, FACEBOOK, TWITTER & ESASTERAWAN COM


"SALAM AIDILFITRI BUAT SESAMA"

Sekilas Serat Jayengbaya


"Kidung kadresaning kapti,
Yayah ngamong tanpa mangsa,
Hingan silarja jatine,
Satata samaptaptinya,
Rakit rakiting ruksa,
tahan tumaneming siku,
Karasuk sakeh kasrakat..."


Ertinya :
Inilah kidung kekerasan dan ketekunan hati, seakan meraban/meracau tanpa mengenal waktu. Waktu yang pada hakikatnya menjadi batas kesusilaan dan keselamatan, kerana itu hati selalu siap waspada, menghadapi peraturan mengenai kerosakan jasmani dan barang dunia fana, harus tahan atau kuat terhadap kemarahan yang dikenakan serta semua penderitaan yang harus diterimanya.

R. Ng. Ranggawarsita (1802 – 1873)
Mas Kiyahi Sarataka
Mantri Carik Kadipaten Anom