PROSA : SAILENDRA SEPI PRAMESWARI


Sang Prameswari menyendu lagi 
Entah untuk hari yang ke berapa lagi? 
Matanya mengawangi, 
Lautan nan luas 
Mencari terjak 
Suatu yang kelam 
Dari matanya cintanya yang pilang

“Datanglah damarwulan!” 
“Usapkan airmata rinduku”
“Taburkan kembang bunga; 
Pesona ria di hatiku” 

Sang Prameswari merunduk sepi 
Jejari runcingnya diceloni erat 
Dikepalkan, 
Senekad harapan kata diri 
Sesekali sang camar menegur pilu 
Airmatanya bergulir sekolam rindu 

“Datanglah Damarwulan!” 
“Bawakan pura cahaya untukku”
“Serikanlah Prambanan kita, 
Anugerah pesonamu” 

Sang prameswari menerladah ke kirmizi 
Wajah serojanya memuncak layu 
Menguras angin sepi, 
Yang kembali hadir 
Sekilas senyum mentari pagi nan merah 
Kalbunya makin luka tambah berdarah 

“Datanglah Damarwulan!” 
“Warnailah samudra ini, 
Dengan merah cintamu” 
“Ceriakanlah mega itu, 
Dengan biru tulus kasihmu” 

Sang Prameswari tetap menanti 
Selendang dipundaknya, 
Terlambai lesu 
Bersama angin, 
Mengusapinya nan ragu 
Sepersis ombak, 
Mengkikis tabir pantai
Batinnya terajut 
Dilanda badai 

“Datanglah Damarwulan!” 
“Bawakan gugusan emas, 
Auramu untukku” 
“Pulangkan seri wajah, 
Dari senyumanku” 

Sang Prameswari merintih sendu 
Pauh pipinya memerah ranum 
Bergaul airmata duka kalbunya 
Selimbas hari nan dijelang 
Sekilas impi rindunya, terasa lelang
Segamit kasih mulai membayang 
Mata hatinya setia menanti, 
Damarwulannya yang hilang

Tiada ulasan: