Merindukan Bulan II

fantasy glitter graphics


Biar berlumut pentas hitam malam
menghapus riak girang di sela tingkahku
kan kulenyer keringat mendoa hadirnya mega
 tanpa mungkin digerah memperduli
sekujur amanat nan disadung raga

Kan ku hembus sepelaung hasrat nurani
biar digesa awan putih menanjak lari menjauh
dari mengkabur kanvas nuansa mata langit
tanpa ku akur akan endah iradat alamnya
meniti pusaran takdir matahari 

Lalu ku gamit alur lesu sang pawana
mengerah kencang menyemi nyawa
hanya kerna jasadku tak ingin terhalang
dari mempapar syahdu kangen nan dijelang
tatkala menantimu

Kerna aku lah sang pungguk gulita itu
yang bergenang sendu cairan bening
mengharap hadirnya bulan...

Riesna Zasly
15 Disember 2009

1 ulasan:

anaklaut berkata...

salam...

RINDU PEREMPUANKU @ BULANKU..

Mengenangmu, perempuanku..
Seperti berkelana jauh menjelajah bintang
memetik setiap noktah-noktah cahayanya
yang membentuk wajahmu dirangka langit
lalu melukiskannya kembali
di kanvas hati, dengan lembut cahaya bulan
yang terbit dari indah matamu


Mengenangmu, perempuanku..
Bagai menikmati setiap titis bening embun
yang menyebar rata pada rumput pekarangan
lalu menuainya satu-satu
dan kupintal rapi bersama desir rindu
yang terus mengalun meski mata sudah terjaga
dari rangkaian mimpi indah tentangmu..


Mengenangmu, perempuanku..
Laksana menikmati larik pelangi dibatas cakrawala
Yang melengkung sempurna serupa senyummu
lalu dari sana, kujadikan setiap bilah warnanya
menjadi seikat puisi, yang kukirimkan padamu
bersama derai gerimis dan desah pilu tak berkesudahan.

Mengenangmu, perempuanku
Seperti mengayuh sampan kecil di danau yang sepi
Dimana setiap kali kayuhnya yang jatuh
memercik menerpa air
Adalah detak-detak jantungku
yang telah lelah menghitung waktu
sejak dirimu berlalu
dan meninggalkan jejak lembut cahaya bulan
juga serpih kenangan,
mengendap didasar hati,
dari matamu…