TERKADANG kita leka merenung takdir...
sehingga tanpa sedar...
masa yang melewat terus meluru meninggalkan kita...
biarpun sedetik cuma...
biasan waktu itu nilainya tak terbilang tanggung...
tampak sesal untuk disia-siakan...
sehingga tanpa sedar...
masa yang melewat terus meluru meninggalkan kita...
biarpun sedetik cuma...
biasan waktu itu nilainya tak terbilang tanggung...
tampak sesal untuk disia-siakan...
DI AWAL waktu pada dekad yang baru ini...
aku menghening diri...
membuka lembaran-lembaran baru...
di hayat kehidupan yang lalu....
mengenang saat-saat sukacita dan tangis lara...
yang pernah dipaut dalam benak rasa...
meratapi riak rasa itu semula...
seolah-olah bait-bait nukilan yang tak tega dijadikan sejarah itu ...
mengiang kembali ke halwa telinga...
membuak aura rangsangan jiwa...
aku menghening diri...
membuka lembaran-lembaran baru...
di hayat kehidupan yang lalu....
mengenang saat-saat sukacita dan tangis lara...
yang pernah dipaut dalam benak rasa...
meratapi riak rasa itu semula...
seolah-olah bait-bait nukilan yang tak tega dijadikan sejarah itu ...
mengiang kembali ke halwa telinga...
membuak aura rangsangan jiwa...
menekur satu demi satu nukilan yang pernah dicorakkan...
lewat buku catatan sakti itu...
ketawa tatkala membias memori lucu serta bodoh...
menghambur tangis di waktu menghayal coretan sakit hati serta jiwa bernelangsa...
segalanya itu pernah membuat aku rebah berteleku...
justeru melonjak girang...
itulah ragam dunia yang membuktikan kita masih bernyawa...
KU SELAK-SELAK juga karya-karya lalu ku...
lewat buku catatan sakti itu...
ketawa tatkala membias memori lucu serta bodoh...
menghambur tangis di waktu menghayal coretan sakit hati serta jiwa bernelangsa...
segalanya itu pernah membuat aku rebah berteleku...
justeru melonjak girang...
itulah ragam dunia yang membuktikan kita masih bernyawa...
KU SELAK-SELAK juga karya-karya lalu ku...
mengamit pada dunia yang menjadi telinga...
buat bunyi yang tak mampu ku dengar...
menyenandungkan lagu indah ibarat suara...
yang mengantikan bibirku yang terkatup bisu...
lantas memberikan harapan yang aku bernyawa...
sesama dengan manusia normal lain..
biarpun aku hanya mampu berbicara dan mendengar....
lewat batinku sahaja...
buat bunyi yang tak mampu ku dengar...
menyenandungkan lagu indah ibarat suara...
yang mengantikan bibirku yang terkatup bisu...
lantas memberikan harapan yang aku bernyawa...
sesama dengan manusia normal lain..
biarpun aku hanya mampu berbicara dan mendengar....
lewat batinku sahaja...
Aku gerah dalam pesona redha...
Moga hari-hari yang bakal ku langkah pergi
Moga hari-hari yang bakal ku langkah pergi
seindah nuansa segar kelmarin
Moga detik-detik lara yang menyurup sila hayat laluku
Moga detik-detik lara yang menyurup sila hayat laluku
tenggelam dicarik arus waktu
lantas tak muncul-muncul lagi
mengoyah hatiku...
Kerna di sela dekad baru ini
Kerna di sela dekad baru ini
aku masih insan biasa
seperti kamu!
RIESNA ZASLY
2 JANUARI 2010
25 ulasan:
salam...
suka entri ini...saya terpegun membacanya...
anda sangat berbakat..ajarlah saya untuk menjadi hebat sepertimu..
anaklaut terlalu memuji...
itu sekadar luahan cebisan hati sahaja
Ya kita ikhlaskan tahun lalu dan kita ikhtiarkan tahun sekarang!
Baca puisimu seolah belajar bahasamu, keindahan yang kudapat walaupun aku tertatih-tatih mencoba mengerti bahasamu!
Puisi-puisi yang layak dibukukan!
Di sini bernafas seni ......
titipan sedikit luahan rasa dari mama buat riesna..
----------------
dari jendela mata
gemerlap cahaya serlah
terang
dari lubuk hati
terkandung airmata dan hilaitawa
pendam
kenangan masa lalu bukan untuk diingat-ingat
tapi biarlah untuk di kenang.
rentetan dari tangis dan canda
jangan biarkan ia gelora ditasik tenang
jangan biarkan ia berdaerah dilaman rindu
jilidkan ia menjadi warkah-warkah nostalgia
tingkap pagi tahun ini
terlihat jauh diufuk sana
mentari menyinar semarak
bunga-bunga berlumba mengembang
rama-rama menari riang..
Senyumlah untuk sedekad lagi
menangislah jangan disendu
perjalanan itu penuh keramaian
dalam anugerah dan laknat..
pilihlah..
salam sayang dari mama
aduh... syahdunya mama min... terharu saya... sangat indah
thanks bung nuansa pena... puisi2 kamu juga utuh menyengat...
saniza... karyamu juga indah... gembira mengenali kamu!
kawie x pandai bersajak tapi masih cuba berjinak2 kearah itu...
sajak kamu menyentap kawie sebentar tadi...
kawie berfikir sebentar...
kesilapan mendewasakan kita sekiranya kita kita belajar dari kesilapan kita itu...
p/s: terima kasih kerana sudi membaca dan komen n3 kawie yg agak nakal tuh...
u too kawie...
anggaplah nukilan puisi itu seperti sebuah luahan hati kita... yang kita garap indah..
saya memang openmind skit, kawie... semua kepala boleh masuk hehe... biarpun kecimpung dalam protokol sastera..
seronok mengunjungi blog kawie... terhibur hati yang sepi...
nice knowing u kawie
Salam bro, terima kasih sudi melawat blog kawan dan follow........
its ok yang gambi...
Menjenguk bicara riesna
Mama terkagum
Bagai bernostalgia
kembali remaja
hati penuh bunga, rindu, kasih
dan cinta
Bila hati telah patah
Tiada lagi seni ku ukiri
Ku undur diri
Namun fitrah hati
Aku merindui seni
Di pagi nan indah ini
aku permisi
Salam perkenalan
than ks mamawana di atas kunjungan
salam kenalan
Biarkan detik-detik lalu itu berakhir menjadi memori yang akan berperanan menjadi penunjuk jalan masa muka. Selamat tahun baru.
salam uncle...
selamat tahun baru jua
Hello my friends. We here in 2010. Good Sunday :)
aduhaiiii...
menusuk kalbu gitew! huhuhu
semakin saya membaca semakin rasa rendah diri pula.. akak memang hebat.. bnyk perkataan yang terlalu tinggi maknanya di dalam puisi ini..
akak.. saya pun insan biasa.. seperti akak juga.. (^__^)
faarihin... ko tau tak akak OKU... tak mampu mendengar... bersyukurlah, ko lebih bertuah dari akak...
ermmm layan lentuk sendu lak
hehehe
im adore, fantastic giler ayat u
thanks krn dtg melangut ye che malaikat... hehe
terpesona sy kak...terasa hingga ke kalbu..
rindu pada kamu pak tam... selalu ketuk di 'rumah' pak tam masa pak tam takde...
saya terpegun kak. terpana, terkesima, tergamam, segala 'ter' lah. hehe...
saya suka yang ini kak. terus naik tangga pertama dalam carta puisi-puisi akak ni. hehe...
terima kasih atas kunjungan tampa nama... hehe
kabar berbisik di dinding sepi
derita rindu
gaharyu wangi,
deraian mutiara di belai pipi,
rinduku rindumu ku bawa mati...
seronok nenek baca luahan nie..
tersentuh sebentar...
tahniah...
hidangan nasi tidak disentuh
masin, masam manis lauknya lagi
kalau nak kan ais krim perisa strawberry dn nut,
satu rumah nenek hidangkan nanti..
Catat Ulasan