di sela malam yang bergenang longlai
ada sendu sang dara yang kau tinggalkan
menanti janjimu berutus setia
membekal auramu dengan dian semangat raganya
berliuk tari gemalai sumbu api
meneman gerah langkahmu
saban getir masa
Jangan pernah kau mungkiri
Jangan pernah kau mungkiri
cinta yang kau geluk lewat batil hatinya
yang pernah kau sirami dengan setulus bening air
yang kau telaten dengan cahya pura swargaloka
lewat raga sasamu berpencak sila
membibit benih citra bahagia
bertunas relungan impi
lewat putih jiwanya
Dan
Dan
Jangan pernah kau leka
ada jasad yang meratap bayangmu berlalu
ada mata yang berkaca melayar dirimu menjauh
bertitip doa restu
berzikir garapan amanat
tergapai tangannya yang sayu terkulai
menanti mu kembali
berpamit redha
Riesna Zasly
13 Disember 2009
6 ulasan:
salam ziarah..
ada perkataan yang saya tak tahu maksud dalam puisi ni.. apa maksud perkataan ni..
telaten
swargaloka
salam.....ukhwah,
puisi yang hebat pernah saya baca.
dari keliling rumah kudus penyerahan diri,
di bawah gapuranya perlindungan suci,
tiupan seruling bersendandung kalimah wahi,
menurut patuh perintah Ilahi.
tiupan suara halus seruling merdu.
menembusi lubang-lubang dar celah dinding batu
meniup irama di bawah hembusan bayu.
dan kita sebagai manusia redha,
iradat adalah hak-Mu,
tak akan ku ingkari..
al.
thanks pocoyo comel dan anak laut kerana sudi menziarah...
TELATEN = menjaga bagai menatang minyak yang penuh
SWARGALOKA = bahasa sastera klasik untuk taman firdausi (syurga)
duhai...
jangan pernah kau lupa
ada hati yg dulu kau belai mesra
pernah terluka parah
dan nanah yang memekung
terpercik keseluruh jiwa
dan luka itu masih merah
semerah cinta ku yg bening
hanya untukmu...
dulu kini & selamanya...
wah...
aq terkedu sejenak
x terbalas rasanya puisi ini
bahasanya sungguh mempersona
kosa kata yang adakalanya memeningkan
seakan puisi diarkib sastera.
salam..
oho.. baru sy tau..
memang indah puisi ini bagi yang benar2 menjiwainya.. (^__^)
Catat Ulasan