"Tahukah bagaimana tersayatnya jiwa tatkala aura cinta bertukar rasa? Rongga dada saya seperti terpuruk ke dalam tubuh. Tulang rangka seakan meretak parah. Guliran darah merah juga bagai tersangkak mendenyut rentak jantung. Irama nadi ikut terhenti. Saya kehilangan upaya. Semangat ikut terudum menjadi puing-puing berterbangan."
"Saya tewas dalam andaian wajar kehidupan. Mitos seorang perempuan pasti memahami seorang perempuan yang lain, kebenarannya seibarat jauh panggang dari api. Kenyataan rupanya terlalu payah dimengerti. Bahkan, termaklum kebanyakan wanita yang tega merosak nasib kaum sejenis sendiri."
Sedutan dari Cerpen "Namaku Perempuan"
2 ulasan:
gambar ilustrasinya bagus sekali kawan :)
trims sahabatku ;)
Catat Ulasan