Ku Raih Purnama September yang Penuh Terka

September datang lagi... Tidak seperti tahun-tahun lalu rasanya, ia menitip biduk di naungan tahun ini... September kali ini penuh pesona terka... Persoalan yang digetus memuncak.. teka-teki yang terus mengusar hati... Mencari-cari jejak yang samar di halamannya yang mulai terbentang... entah suka mendatang berbaur gembira ria mengarap hari... entah pilu mengenang andai diri dilinang haru serta nelangsa... mungkin juga bergabung kedua-duanya menjadikan bulan ini penuh aneka rasa 'tuk di kenang... malah mungkin muncul menjadi kenangan yang tak kun jung padam di cepu kepala...

Bulan ini Aidilfitri menjelang lagi... seperti terlalu awal hadirnya, justeru berbeza dari tahun-tahun lalu dimana ia digamit sebagai 'cuti hujung tahun'... mungkinkah kita akan menjadi 'repot' mengatur biaya buat menyambutnya... berpenat lelah memikirkan sambutannya seperti mana rupa... entah suka, entah sedih... entah letih... namun apa pun rasa yang terbenih, kesyukuran itu harus tetap dipaut...


Bulan ini, saya masih dalam situasi 'belajar' membiasakan diri pada masyarakat yang aneh pada kata hati saya... perasaan itu tetap bergelojak tidak menentu... situasi perasaan jua tetap sama... yang berbeza mungkin harus berpuasa di siang hari, lantas memenuhi rutin diri yang memikul waktu makan yang berbeza... justeru menyambut sanak saudara yang hadir bertandang.. mempamer meriahnya persaudaraan... namun, meriahkah di hati?


Saya meruntun pada sebuah kisah... seorang menantu yang sudah berbelas tahun bersama dengan keluarga mertua, namun tetap tidak betah bermesra... kehidupan keluarga sang mertua yang 'tidak bersahabat' membuat dia terperuk duka... Tiada perubahan yang terkutik setelah berbelas tahun... biarpun berhasil membenih cucu-cucu comel buatnya... ada yang kata ini suatu budaya hidup seseorang yang tak mampu diubah... sikap penting diri (individual) sudah menjadi suatu budaya pada mereka... namun, benarkah tak mampu diubah?... atau mereka sendiri yang tak hirau untuk berubah?


Sedesis saya terkenang betapa indahnya budaya melayu... menghormati orang yang lebih tua... beralah untuk yang muda... muafakat dalam tatakrama... beradat dalam galur hidup berbudaya...


Moga september diharung tenang meniti hari... ramadhan dan syawal mengusir segala dendam dan sakit hati... memaafkan kekhilafan... merukunkan persaudaraan... tidak ada mertua yang cacat budaya... tidak ada menantu yang jera beralah... adik beradik yang saling menghormati... sesama kaum juga... tiada kepala lembu juga ya tika berdemonstrasi untuk bina kuil... hahaha


Dalam karya, ramadhan banyak membuka ciptarasa pada saya... akal yang sihat... moga ada cerpen baru di bulan ini (Seusai habis menyiapkan 5 cerpen lama hehe),,, moga ada puisi dari ilham yang tak kunjung padam... juga novel yang digarap teliti kali ini diselesaikan dengan selesa...


Anda bagemana?


Salam September

Genggamkan ramadhan
pautkan syawal penuh peri


Tiada ulasan: