Mungkinkah Peri Menangis?



Kau tersela mendung cuaca... Awan berpusu-pusu menembus sisa prahara... Di desah angin nan bersemilir lesu... Tiada corak biru tulus di mega sana... Jingga remang senja masih menyorok diri... Kanvas lelangit terhampar sorotan abu-abu... Tiada palitan nuansa indah... Mengarap suram...

Kau cari-cari andai ada margasatwa di tabir ufuk... Tiada lelayang menebar girang... Lenyap luncur elang bertinjau pongah... Hilang sehalus-halus serangga menggambang diri... Entah kemana mereka membujuk perih hati?.. Membawa duka meniti hari?...

Kau terperuk nada hujan menyusur gerah... Menabur butir-butir bening biasan palsu kristal... Menyemai rona mendayu ke persada satwa.. Rintis-rintis gugur berjujuhan longlai... Membuak panorama bergerimis kelam... Bersemi muram 

Kau jerjah mata hatimu ke peterana alam... lembar ilalang menunduk pilu.... daun-daun berguguran  semu... ada yang berputus tangkai penaung... pohon-pohon mendiam seribu kaku.... kembang bunga menguncup layu... ada yang tercempera mencarik sisa... berpekur malap...

Kau gelojak kehidupanmu yang goyah berbayu lesu
Kau ratapi hening lara yang mencemar inderaloka 

Mungkinkah peri sedang menangis?
Sesendu benakmu....

1 ulasan:

Tabir Khaizuran berkata...

eh eh..ini pun sudah ada dlm koleksi..harganya Rm29..tapi saya dpt free time join bengkel Faisal Tehrani..