Pernahkah benakmu tergamit
akan mimpi menjejak swara taman
menyongsong jiwamu syahdu
mengetar aura mempesona
dari noktah gemerlap dunia
nan akrab bersenyum?
Kau kulai kaki lenjangmu
Kau kulai kaki lenjangmu
membenah aluran kocakan bening
terlantas tubir matamu erat tertutup
mengelam jiwamu mendamai layu
mengecap belaian lengket sang air
meruntun seru
Kau biarkan singkap rautmu
terjamah titisan percikan hening
bergulir melemas sekujur wajah
mencanda gerah sudut mulus kulitmu
menewas sepuhan lara dari sukma
membias haru
Kamu!
Pimpinkanlah ragaku ke sana
mengecap belaian lengket sang air
meruntun seru
Kau biarkan singkap rautmu
terjamah titisan percikan hening
bergulir melemas sekujur wajah
mencanda gerah sudut mulus kulitmu
menewas sepuhan lara dari sukma
membias haru
Kamu!
Pimpinkanlah ragaku ke sana
bergandeng melumur citra syorga denganmu
berdekap menggumul nada seloka girangmu
dari selindung pandangku nan buta
berdekap menggumul nada seloka girangmu
dari selindung pandangku nan buta
akan takjub lestari swargaloka
anugerah dari-NYA
Riesna Zasly
menjelang Natal 2009
menjelang Natal 2009
5 ulasan:
Seandainya keinginan itu mudah diraih! Nice poem!
indah men! mantap!
Salam seni
saya membaca
Indahnya penulisan ini .
salam...
anda seorang yg sangat hebat dalam berpuisi..saya bertuah mengenali anda.
apalah hebatnya sebuah rintihan seorang OKU yang byk kekurangan seperti saya ini...
Catat Ulasan